Mentoring ROHIS-Yang Melemahkan Iman
Mentoring ROHIS-Yang Melemahkan Iman
TUJUAN
- Peserta memahami adanya fluktuasi keimanan
- Peserta mengetahui fenomena lemahnya iman
- Peserta mengetahui penyebab lemahnya iman
RINCIAN BAHASAN
Fluktuasi Iman
* Secara fitrah manusi memiliki kecenderungan untuk berbuat fujur (dosa) dan ketaqwaan (QS.91 : 9-10) Hal ini mengakibatkan keimanan seseorang mengalami fluktuasi (terkadang naik terkadang turun). ” Keinginan itu bisa bertambah atau berkurang. Maka perbaharui iman kalian dengan Laa Ilaaha Illallah. (HR. Ibnu Islam)
Fenomena lemahnya iman
- Terjerumus dalam kemaksiatanSuatu perbuatan yang sering dilakukan dapat membentuk sebuah kebiasaan. Begitu pula dengan kemaksiatan. Bila sering dilakukan ia pun akan menjadi sebuah kebiasaan, yang jika terbiasa seseorang akan berani berbuat secara terang-terangan.
- Tidak tekun dan bermalas-malasan dalam beribadahSalah satu ketidaktekunan dalam beribadahialah tidak khusu’ (konsentrasi) dalam mengerjakannya. Contoh : tidak khusu’ dalam shalat, membaca Al- Qur’an, berdoa dan lain-lain. Sehingga ibadah tersebut dilakukan dengan jiwa yang kosong tanpa Ruh (QS.4 :142). Padahal dalam sebuah hadits dikatakan : ”Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main” (HR. Tirmidzi)
- Memudarnya tali ukhuwahTidak memperhatikan urusan kaum muslimin. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang-orang mukmin itu bagai satu tubuh. Dari An-Nu’man Bin Basyir ra. katanya Rasullullah SAW bersabda : ” Orang-orang mukmin itu laksana satu tubuh manusia. Bila matanya sakit maka sakitlah seluruh tubuhnya atau bila kepalanya sakit maka sakitlah seluruh tubuhnya.” (HR. Muslim)
- Terputusnya tali persaudaraan di antara dua orang yang semula bersaudara. “Tidak selayaknya dua orang yang saling mengasihi karena Allah ‘Azza Wa Jalla, atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yang dilakukan salah seorang antara keduanya” (HR. Bukhari)
- Terpaut kepada urusan duniawi dan terlalu mencintainya (QS. 75:20-21)
- Mengeluh dan takut akan musibah (QS. 70:19-21)” Janganlah kamu sekali-kali mencela yang ma’ruf sedikitpun, meski engkau hanya menuangkan air ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air. Atau meski engkau hanya berbicara dengan saudaramu sedang wajahmu tampak berseri kepadanya.” (HR. Ahmad)
- Mencela yang ma’ruf dan tidak mau memperhatikan kebaikan-kebaikan yang
- Banyak berdebat dan bertikai yang mematikanAkibatnya hati menjadi keras dan kaku.
Sebab-sebab Lemahnya Iman
- Jauh dari suasana atau lingkungan iman dalam waktu yang lama (QS.57 :16)
- Jauh dari pelajaran dan teladan yang baik
- Jauh dari menuntut ilmu syariat yang dapat membangkitkan iman didalam hati penuntutnya “Ilmu itu adalah yang menghidupkan (Ruh) Islam dan tiangnya iman. (HR. Abu Daud)
- Berada ditengah lingkungan yang penuhRasulullah Saw bersabda : ” Sesungguhnya jika seseorang mukmin berbuat dosa maka terjadilah di hatinya sebuah titik hitam, jika ia beristighfar, maka bersihlah kembali hatinya. Jika tidak bertaubat dan bertambah terus amaljahatnya maka bertambah banyaklah titik hitam tadi sehingga tertutup hatinya. ”
- Tenggelam dalam kesibukkan“Cukuplah bagi salah seorang diantara kamu selagi ia di dunia hanya seperti bekal orang yang mengadakan perjalanan. (HR.Thabrani)
- Sibuk mengurusi harta benda, istri dan anak-anak (QS. 8:28,3:14)
- Panjang angan-angan (Berangan yang muluk-muluk) (QS,15:3)Ali ra pernah berkata : ” Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan atas diri kalian ialah men=gikuti hawa nafsu dan angan-angan yang muluk.Mengikuti hawa nafsu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan angan- angan yang muluk akan melupakan akhirat.”
- Berlebih-lebihan dalam masalah makan, tidur, berjaga di waktu malam, berbicara, bergaul, dan juga“Janganlah kamu sekalian memperbanyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)
DISKUSI
Mengapa pudarnya tali Ukhuwah menjadi salah satu fenomena lemahnya iman ? (Untuk mentor : Dengan pudarnya tali ukhuwah, maka hilanglah kesempatan kita untuk saling bertaushiyah. sedangkan taushiyah dibutuhkan sebagai sarana
pengingat di kala seseorang merasa keimanannya menurun atau melemah.)
REFERENSI
Muhammad Sholih Al Munajjid, Obat Lemahnya Iman, Darul Falah